KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perlu upaya besar membangun jaringan pedesaan. Pemerintah berupaya membantu operator mengembangkan jaringan hingga ke pelosok melalui pelayanan universal telekomunikasi dan informatika atau yang lebih dikenal dengan universal service obligation (USO). Telkomsel sampai saat ini rajin membangun sendiri jaringan hingga pelosok.
Namun anak perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk ini juga mendapat jatah programm USO. "Telkomsel merasa bertanggungjawab mempersatukan negeri dengan terus membangun dan membuka akses layanan telekomunikasi di seluruh wilayah Indonesia. Salah satu yang kami lakukan, bekerjasama dengan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika, adalah dengan menyediakan akses telekomunikasi seluler bagi masyarakat melalui USO,” tegas Agus Witjaksono, VP Network Deployment Telkomsel, dalam rilis, Jumat (25/5).
PT Sampoerna Telekomunikasi (NET1) melihat, dari sisi ekonomis, area gegografiis Indonesia memiliki medan yang berat terutama di area rural. Masuknya satu site di sebuah kabupaten di pelosok, densitas penduduknya itu sangat kecil, bisa jadi area 1 km hanya ada 10 penduduk saja. “Namun, melalui Program NET1 untuk pemberdayaan masyarakat yang bernama Locate NET1. kami bisa berkolaborasi dengan pihak lain yang terkait untuk memperluas jaringan dari Palapa Ring,” terang Larry Ridwan, Direktur Utama NET1,
Sementara XL Axiata membagi target optimalisasi jaringan penyebaran untuk masyarakat Indonesia menjadi dua, yaitu urban (area masyarakat perkotaan) dan rural (akses masyarakat pedesaan 3T). "Agar harga murah, di perkotaan kita butuh inovasi teknologi 4G dan 5G, sehingga memberikan akses internet yang lebih baik dan murah bagi masyarakat. XL membangun Jawa dan luar Jawa. Sekarang kita mengembangkan luar jawa. Ada 93% populasi tercover dan terus diperluas. 416 kota kabupaten,” terang Hasanudin Farid, Head of Technology Strategy XL Axiata
Terkait solusi, Mohamad Rosidi, Direktur ICT Strategy & Marketing Huawei Indonesia, mengungkapkan, perusahaannya memiliki inovasi RuralStar yang cocok untuk kondisi geografis Indonesia. Solusi area USO ini adalah penghematan biaya dan Huawei menyediakan melalui transmission rental. "Menghemat 70%infrastructure cost saving dan
70% energy cost saving. Ada solusi menggunakan insiasi dari tower ke pool untuk menghemat jarak dan medan yang berat (Multi HOP). Solusi lain yaitu multimode yaitu menggunakan BTS yang sudah bisa remote untuk mengubah ke 4G LTE dengan menggunakan software,” jelas Rosidi.
Hendrik Karosekali, Direktur Utama Tri Dharma Kencana, mengharapkan dengan pembangunan infrastruktur USO yang masif bisa memberikan dampak positif bagi industri manufaktur perangkat nasional. “Kebutuhan perangkat komputerisasi dan internet di daerah pelosok negeri semestinya dipenuhi oleh produk industri dalam negeri. Kita mau dimanapun jaringan, yang membangun orang Indonesia dan digunakan orang Indonesia,” imbuhnya.
Sumber: https://industri.kontan.co.id/news/perluas-jaringan-operator-mendukung-program-uso