Mendengar nama satelit pikiran kita pasti langsung terbawa ke luar angkasa. Berbicara soal satelit, kita pasti sudah tidak asing dengan nama Satelit Palapa yakni pelopor satelit telekomunikasi di Indonesia.
Sejarah Satelit Palapa
Presiden Soeharto menjadi orang yang paling berjasa besar dalam lahirnya proyek Satelit Palapa. Satelit ini membawa nama Indonesia dikenal sebagai negara ketiga pemilik satelit domestik setelah Kanada dan Amerika. Proyek ini dibangun Pemerintah Indonesia di era Orde Baru. hal ini dilakukan karena pemerintah menyadari pentingnya distribusi komunikasi di wilayah kepulauan Indonesia, sehingga memberikan kemudahan komunikasi antar pulau.
Nama Palapa dipilih oleh Presiden Soeharto untuk mengenang kebesaran tanah air yang bermula dari Sumpah Palapa yang diikrarkan oleh Patih Gajahmada pada zaman Majapahit tahun 1334. Melalui nama ini, Soeharto berharap semoga Indonesia bisa mengulang kembali kejayaannya seperti sejarah Nusantara.
Satelit palapa ini menggunakan teknologi yang sama yang digunakan untuk satelit Anik dan Westar milik Kanada dan Amerika. Proyek satelit ini mampu diselesaikan dalam waktu 17 bulan saja. Satelit yang dirancang oleh Hughes asal Amerika ini pertama dibuat untuk dapat menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Bahkan sinyalnya juga menjangkau Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand. Satelit Palapa pertama kali diluncurkan pada 9 Juli 1976 dan diberi nama Palapa A1 dan tanggal tersebut kemudian ditetapkan sebagai Hari Satelit Palapa.
9 Satelit Palapa yang ada di Indonesia
Dalam perkembangannya Satelit Palapa ini mengalami beberapa pergantian karena satelit memiliki jangka waktu yang terbatas. Berikut regenerasi Satelit Palapa dari tahun ke tahun.
merupakan satelit perdana yang diluncurkan pada 9 Juli 1976 di Cape Kennedy, Florida, Amerika Serikat melalui roket Delta 2914. Satelit yang dibuat oleh Hughes Aircraft Company ini beratnya mencapai 574kg, tinggi 3,7 meter, diameter 1,9 meter dengan antena berdiameter 1,5 meter. Satelit ini didesain untuk mengoptimalkan pancaran sinyal ke seluruh nusantara dan beberapa negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Thailand dan Filipina. Satelit ini dibawah pengawasan Perumtel yang sekarang berganti nama menjadi Telkom untuk sistem komunikasi, siaran TVRI dan Kemenhankam.
Proyek kedua ini merupakan satelit cadangan yang dioperasikan apabila satelit A-1 mengalami kegagalan. Diluncurkan dengan roket yang sama yaitu roket Delta 2914 pada Maret 1977 dan diharapkan bisa menjaga stabilnya hubungan komunikasi.
Satelit Palapa B-1 diluncurkan melalui pesawat STS misi ke 7 Challenger pada 18 Juni 1983. Dibuat oleh perusahaan yang sama dengan satelit palapa A. Satelit ini dioperasikan oleh stasiun pengendali di Elsegundo California yaitu Pusat Pengendali Operasi dan SPU (Stasiun Pengendali Utama) Cibinong dan Fillmore di Ventura City. Pemerintah pada saat itu berharap proyek ini dapat menampung kebutuhan negara-negara di ASEAN.
Satelit ini merupakan plan B dari Satelit Palapa B-1 yang mengalami kegagalan dalam peluncurannya pada 3 Februari 1984. Hal ini dipicu karena motor perigee tidak dapat berfungsi maksimal. Untuk menggantikan Satelit Palapa A-1 dan Satelit Palapa A-2 yang sudah habis masa pakainya, pemerintah membuat proyek Satelit Palapa B-2 Pengganti atau disingkat B2P.
Pada 20 Maret 1987 Satelit B2P diluncurkan secara konvensional melalui sistem roket seperti halnya satelit A-1 dan A-2. Hal ini merupakan imbas dari kecelakaan pesawat Challenger yang meledak di udara serta menewaskan kru pesawat. Sehingga peluncuran yang tadinya dijadwalkan pada 1986 ditunda hingga 1987.
Pada 13 April 1990 dilakukan perbaikan pada Satelit Palapa B2. Dalam proyek ini Sattel Technologies ditunjuk sebagai pelaksana. Satelit ini diluncurkan melalui Delta 6925 dan dinamakan Satelit Palapa B2R.
Satelit domestik ini diluncurkan pada 14 Mei 1992. Peluncuran yang berlangsung selama 4 hari ini dilakukan guna menguji peralatan dan komunikasi dengan melakukan pengecekan fungsi transponder dan pengaruhnya setelah diluncurkan.
Walaupun dibuat oleh perusahaan yang sama dengan Palapa A dan B, Palapa C ini mampu menjangkau area yang lebih luas seperti Asia Tenggara, sebagian China, India, Jepang dan Australia. Satelit Palapa C ini juga dioperasikan di dalam negeri oleh Satelindo yang sekarang berganti nama menjadi Indosat Ooredoo.
Satelit Palapa D ini dibuat oleh thales Alenia space di Prancis. Dengan komponen platform SpaceBus 4000-B3 satelit ini mencakup Asia, Asia Tenggara dan seluruh Indonesia.
Demikian penjelasan mengenai sejarah serta perjalanan Satelit Palapa dari tahun ke tahun. Semoga dengan majunya teknologi di tanah air mampu menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara berkembang yang patut diperhitungkan di kancah internasional.