Jakarta - Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI) kini berganti nama. Divisi Kominfo yang mengurusi penyediaan internet di daerah terpencil ini kini bernama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan informatika (BAKTI)
"Sebenarnya mau diumumkan akhir Agustus. Tapi saya suruh sekarang mengambil momen 17 Agustus," kata Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) saat ditemui usai peresmian BTS 4G di Desa Tude, Alor, NTT, Kamis (17/8/2017).
Ini kali kedua lembaga yang dibentuk Kominfo itu pada 2010 itu berganti nama. Sebelum menjadi BP3TI, dulunya bernama Balai Telekomunikasi dan Informatika Perdesaan (BTIP).
Pergantian jadi BAKTI sendiri bukan tanpa makna dan tujuan. Menurut Direktur Utama BAKTI Anang Latif mengatakan nama BAKTI memiliki makna yang positif.
"Bakti itu selalu kata kerjanya positif. Bakti negara, bakti orang tua, bakti suami. Selalu positif, tidak ada yang negatif," kata Anang ditemui di tempat yang sama.
Selain itu, penyembutan kata BAKTI sendiri lebih mudah diucapkan ketimbang BP3TI. Selama ini warga yang di daerah terpencil suka ribet dan tertukar dalam pengucapan BP3TI.
Setelah menjadi BAKTI, mereka akan meneruskan program BP3TI. Hanya saja banyak program yang akan di-rebranding.
Direktur Utama BAKTI Anang Latif. Foto: afr/detikINET
|
Penyediaan internet di daerah pelosok dan terpencil menjadi program utama mereka. BAKTI menargetkan dapat menancapkan 5.000 BTS di area-area yang tidak akan dimasuki oleh para operator karena faktor bisnis.
Untuk tahun ini saja, BAKTI akan menargetkan dapat membangun 500 BTS. Hingga sekarang 250 BTS sudah aktif.
"2018-2019 kami akan lebih masif, karena telah mendapatkan skema yang lebih cepat," ungkap Anang.
Selain tadi, BAKTI pun punya program andalan lain yang siap digeber. Mereka berencana meluncurkan satelit untuk akses internet cepat.
Program ini, kata Anang, membutuhkan modal yang tidak sedikit, yakni kisaran Rp 4 - 5 triliun. BAKTI akan membuat skema seperti Palapa Ring, kerjasama pemerintah dengan pihak swasta dan badan usaha.
"Saat ini sedang persiapan, target kami 2018 sudah diumumkan siapa badan usaha terpilih dari skema tender. Setelah itu penandatanganan kontrak dan dilanjutkan kontruksi 2-3 tahun," papar Anang.
Rencananya satelit tersebut akan mengorbit pada 2021 mendatang.
(afr/yud)