CIAMIS (05/10) – Sebagai upaya menggiatkan pemanfaatan Internet secara positif di kalangan masyarakat, Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika menyelenggarakan forum diskusi publik bertajuk Merajut Nusantara pada Jumat (05/10), bertempat di Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Acara diskusi yang diselenggarakan bekerjasama dengan Komisi I DPR-RI ini mengangkat tema ‘Wirausaha Jaman Now: Memanfaatkan Internet untuk Kesejahteraan Bangsa’. Acara ini sekaligus menjadi ajang penyerapan aspirasi warga di perbatasan Ciamis – Pangandaran, khususnya seputar pengembangan akses internet di wilayah mereka.
Membuka diskusi ini Budi Youyastri, Anggota Komisi I DPR-RI dalam paparannya mengungkapkan Kecamatan Purwadadi secara ekonomi potensial untuk semakin berkembang jika infrastruktur internet berfungsi lebih baik. Sebagai contoh komoditas pepaya california yang dibudidayakan warga setempat, dapat memiliki nilai tambah lebih jika dapat dipasarkan secara online langsung ke kota-kota besar tanpa rantai pemasaran yang panjang melalui tengkulak. Karena itulah, pria yang akrab disapa Budiyou ini berharap pemerintah bisa membantu perbaikan layanan akses internet yang terjangkau bagi warga 9 desa di Kecamatan yang dekat dengan perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah ini.
“Wilayah perbatasan seperti (Purwadadi) ini biasanya luput dari pengembangan jaringan para operator telekomunikasi, yang tentu perlu mempertimbangkan aspek keekonomian dari pengembangan jaringannya.”, tutur Budiyou. Karena itu ia berharap pemerintah, khususnya BAKTI dan Kemkominfo bisa mengisi kekosongan ini, sehingga akses internet yang diterima warga setempat dapat setidaknya setara dengan warga di kota-kota besar.
Menanggapi hal ini Direktur Layanan Telekomunikasi dan Informasi untuk Badan Usaha BAKTI, Dhia A. Febriansa yang menjadi narasumber kedua mengungkapkan bahwa Kemenkominfo terbuka atas usulan area-area prioritas untuk perluasan infrastruktur internet, tak terkecuali wilayah di Ciamis dan sekitarnya. Dalam hal ini BAKTI memiliki program penyediaan akses internet di ruang publik seperti Sekolah, Puskesmas, Balai Desa yang didanai dari program Universal Services Obligation (USO) yang setiap tahun harus disetorkan oleh operator seluler sebesar 1,25% dari pendapatan kotor mereka.
Insan Kamil, praktisi ecommerce yang menjadi narasumber ketiga mengungkapkan secara panjang lebar tentang potensi ekonomi yang diperoleh warga saat beralih ke kanal pemasaran online. Pemilik belasan toko online di beberapa jejaring marketplace ini menuturkan bahwa kehadiran berbagai kanal penjualan online saat ini membuat akses pemasaran produk bagi UMKM menjadi nyaris tanpa batas, bahkan bagi warga yang berada dipelosok sekalipun.
“(Pesanan) dari ujung Utara hingga Selatan, Barat hingga Timur Indonesia Alhamdulillah pernah saya layani. Pesanan barangpun juga datang dari negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Brunei, bahkan hingga Hongkong.”, ungkapnya memberikan testimoni perjalanan usahanya kepada sekitar 300 warga yang hadir. (NAN/HUMAS BAKTI)