Presiden Jokowi dalam pidatonya menjelaskan pentingnya pembangunan Palapa Ring untuk mengejar ketertinggalan Indonesia dari negara-negara asing. “Kalau kita tidak cepat, ditubruk dari luar. Saya pastikan itu!”
Presiden Jokowi lebih lanjut memberikan arahan kepada Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, terkait percepatan pembangunan kabel fiber optic agar segera dieksekusi. Presiden menginginkan agar Indonesia segera memiliki platform sendiri dalam bidang telekomunikasi dan informasi.
Momen ini juga dimanfaatkan Presiden Jokowi untuk mengutarakan visi ke depan Indonesia di bidang telekomunikasi dan informatika. Presiden RI ke-7 ini memberikan pandangan tentang persatuan dan kesatuan Indonesia yang dapat diraih dengan terkoneksinya Indonesia melalui tol Informasi. “Negara kita ini 17 ribu pulau. Bayangkan kalau ada serat optik yang menjangkau semua pulau. Begitu Logistic Platform-nya siap, Legal Platform-nya siap, industri-industri kecil, produk-produk di desa, produk di pulau terpencil, produk-produk petani, produk-produk nelayan bisa disatukan. Inilah nanti yang mempersatukan kita. Konektivitas itu bukan hanya dari tol Laut. Konektivitas bukan saja dari pelabuhan, dan jalan tol, tapi juga dari tol Informasi.”
Terbangunnya infrastruktur dan ekosistem telekomunikasi dan informasi di Indonesia akan memberikan ruang gerak yang leluasa bagi e-commerce dalam mengembangkan bisnisnya. Lahirnya e-commerce baru juga akan memberikan pintu masuk baru bagi perkembangan perekonomian Indonesia.
Palapa Ring adalah mega proyek Kemkominfo yang masuk kedalam 100 proyek prioritas dalam pemerintahan Jokowi. Proyek Palapa Ring ini merupakan afirmasi pemerintah terhadap operator yang enggan membangun jaringan komunikasi dan informasi di daerah-daerah yang tidak feasible secara ekonomi. Palapa Ring juga nantinya akan membentuk cicin melingkari nusantara yang terintegrasi dengan kabel optik yang dibangun oleh swasta.
Untuk mengejar target 2019 beroperasi, Palapa Ring dibagi menjadi tiga paket pekerjaan. Palapa Ring Paket Barat akan mengintegrasikan 5 kabupaten/kota di Kepulauan Riau dan Kalimantan dengan panjang kabel serat optik 1.980 km dan nilai investasi 1,28 triliun rupiah. Paket Tengah akan mengintegrasikan 17 kabupaten/kota di Kalimantan dan Sulawesi dengan panjang kabel 2.647 km dan nilai investasi 1,38 triliun rupiah.
Paket Timur sebagai prioritas Nawacita menjadi proyek terbesar sekaligus proyek yang paling sulit dieksekusi karena memiliki kondisi geografis yang bergunung-gunung. Kabel serat optik Paket Timur akan mengintegrasikan 35 kabupaten/kota di NTT, Maluku, dan Papua dengan pajang kabel 8.454 km dan nilai investasi sebesar 5,13 triliun rupiah.
Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, dalam paparannya kepada Presiden di Istana, optimis pada tahun 2019 Proyek Palapa Ring sudah beroperasi. Hal ini dikarenakan banyaknya bantuan dari lembaga pemerintah, seperti Bappenas, Kementerian Koodinator Bidang Perekonomian, dan Kementerian Keuangan sebagai penjamin pembayaran. Selain itu, Paket Barat sudah memulai pengerjaan penanaman kabel optik, sedangkan Paket Tengah hari ini melakukan Financial Close sebagai penanda efektivitas pengerjaan.
Lebih lanjut Rudiantara menyampaikan nilai strategis Palapa Ring terhadap ketahanan nasional. “Paket Tengah akan meng-cover sampai ke Talaud, sedangkan nilai strategis Paket Barat, kita akan hadir di Natuna. Karena Natuna itu langsung berhadapan dengan Laut Cina Selatan”.
Menariknya, proyek pembangunan Palapa Ring tidak menggunakan dana APBN, namun dari PNBP yang disebut Universal Service Obligation (USO). Dana USO dipungut sebesar 1,25% dari penerimaan bruto operator setiap tahunnya. Proses pembayaran proyek Palapa Ring juga relatif lebih longgar dan dengan bunga yang relatif lebih murah. Diharapkan proses pembangunan infrastruktur pemerintah ke depannya dilakukan dengan mekanisme kerjasama seperti yang dilakukan oleh Kementrerian Komunikasi dan Informatika.sjf