Teknologi sidik jari sekarang banyak diaplikasikan di banyak perangkat mobile. Di era digital yang canggih seperti sekarang, teknologi sidik jari atau fingerprint juga sudah jadi kebutuhan. Beberapa pengembang produk elektronik seperti smartphone, tablet dan laptop bahkan menjadikan teknologi fingerprint sebagai fitur keamanan baru. Perlu Anda tahu bahwa teknologi sidik jari ada empat macam yaitu optical, ultrasonic fingerprint, capacitive dan thermal. Namun dari keempat teknologi sidik jari tersebut, ultrasonic fingerprint dan capacitive lebih banyak dilirik oleh perusahaan produk gadget. Kali ini artikel berikut akan membahas tentang sejarah dari teknologi sidik jari serta keunggulan ultrasonic fingerprint dan capacitive yang telah menarik perhatian banyak orang. Berikut informasinya.
Sejarah Singkat Perkembangan Sensor Sidik Jari
Gagasan mengenai teknologi sidik jari dimulai pada tahun 1969. Kala itu Federal Bureau of Investigation atau yang disingkat dengan FBI bekerjasama dengan National Institute of Standards and Technology (NIST) diberikan perintah untuk membuat sistem identifikasi berbasis sidik jari. Perintah tersebut sebagai salah satu upaya penegakan hukum dan juga imigrasi. Hingga akhirnya pada tahun 1975, prototipe pertama pemindai sidik jari mulai diperkenalkan ke publik.
Ultrasonic Fingerprint vs Capacitive
Teknologi fingerprint sudah jadi hal yang umum di berbagai perangkat gadget. Anda bisa buktikan sendiri, banyak perangkat mobile yang sudah dilengkapi dengan sensor sidik jari. Kebanyakan pengembang gadget memilih menggunakan sidik jari jenis capacitive. Hal tersebut bisa Anda jumpai pada smartphone, tablet dan juga laptop. Beberapa USB flashdisk pun sekarang sudah mulai menggunakan fingerprint jenis ini. Sensor sidik jari capacitive dipasang pada perangkat mobile dengan menggunakan alat kapasitor yang berfungsi untuk membentuk pola sidik jari. Area sidik jari dan kulit ujung jari yang bersentuhan merupakan kapasitor dari sistem tersebut. Umumnya tekstur sidik jari mempunyai ridge dan valley sehingga kapasitas dari kapasitor tiap-tiap orang akan berbeda. Selanjutnya pola sidik jari pun akan terdeteksi.
Baru-baru ini banyak perusahaan gadget yang kemudian beralih menggunakan ultrasonic fingerprint sebagai fitur identifikasi dan keamanan pada produk smartphone terbaru mereka. Ultrasonic fingerprint sendiri bekerja dengan memanfaatkan gelombang suara atau getaran dan frekuensi tinggi diatas 20 kHz yang tidak dapat didengar telinga manusia saat membaca kulit sidik jari. Ultrasonic fingerprint bahkan dapat merambat melalui medium padat, cair dan gas. Penggunaan teknik ultrasonik pada smartphone nyatanya sama dengan yang dipakai dalam dunia kedokteran seperti alat USG dan pendeteksi penyakit. Pada ultrasonic fingerprint, frekuensi yang sangat tinggi dipakai untuk menembus lapisan epidermis kulit. Suara frekuensi tinggi tersebut dihasilkan oleh transduser piezoelektrik. Selanjutnya pantulan frekuensi akan diterima dengan menggunakan alat sejenis guna menghasilkan citra sidik jari.
Keunggulan Ultrasonic Fingerprint
Ultrasonic fingerprint memiliki keistimewaan tersendiri. Proses sidik jari akan tetap berjalan sekalipun permukaan jari Anda kotor atau mengelupas. Ultrasonic Fingerprint juga dapat membaca sidik jari yang basah dan berminyak. Keadaan permukaan scanner yang kotor juga tidak akan menjadi kendala dalam proses pemindaian sidik jari.
Keunggulan Ultrasonic Fingerprint membuat banyak perusahaan gadget cenderung memakainya untuk disematkan pada produk-produk smartphone terbarunya. Selain memberikan fitur keamanan yang lebih canggih, ultrasonic fingerprint dapat dipakai sekalipun keadaan kulit jari Anda kotor, basah dan berminyak. Kejutan apa lagi ya yang akan hadir dari dunia fingerprint selanjutnya? Kita nantikan saja !