Teknologi smarthome, belakangan mendapatkan banyak sorotan seiring dengan perkembangan teknologi di pasar global. Teknologi ini pada dasarnya adalah sambungan yang memanfaatkan jaringan internet untuk mengoperasikan berbagai peralatan yang ada di rumah, seperti misalnya televisi, AC, alarm, gerbang, pintu, dan lain sebagainya. Lalu dalam konteks Indonesia kekinian, apakah teknologi ini bisa diterapkan?
Jika pertanyaan tersebut yang muncul dalam benak Anda, jawaban sederhananya adalah ya, penerapan teknologi smarthome sudah dapat diterapkan di Indonesia, dan sudah diadaptasi di beberapa lokasi di Indonesia. Nyatanya, meski disebut dengan smarthome teknologi ini juga banyak digunakan pada perkantoran modern yang sudah sangat awam dengan penggunaan barang canggih dan serba otomatis.
Penerapannya sendiri terbilang sudah dilakukan sejak beberapa tahun silam. Konsep smarthome banyak dilirik pasar pada golongan high-end yang memiliki orientasi kehidupan praktis dan serba cepat. Hal ini tidak mengagetkan tentu, karena cost yang harus dikeluarkan untuk dapat menerapkan teknologi ini juga tidak rendah. Mulai dari peralatan hingga jaringannya, semua memiliki biaya yang cukup tinggi.
Namun demikian, dengan segala otomatisasi dan kepraktisan yang ditawarkan, ongkos ini terbilang masuk akal. Mengapa demikian? Karena pada akhirnya yang akan dihemat adalah waktu, yang notabene merupakan sumber daya paling berharga. Kemudian selanjutnya yang akan dihemat juga adalah penggunaan energi listrik karena banyak peralatan yang akan mati atau nonaktif dengan sendirinya ketika kondisi rumah kosong dan tanpa penghuni.
Jika dilihat, beberapa peralatan dapat digunakan dalam penerapan konsep teknologi smarthome ini. Misalnya saja, seperti lampu dan AC yang bisa menyala dan mati menyesuaikan dengan keberadaan orang di area tersebut. Beberapa AC juga bahkan dapat ‘membaca’ berapa orang yang ada di areanya, kemudian menyesuaikan suhu serta daya yang digunakan.
Pada hal lain, konsep ini juga dapat diterapkan di bagian gerbang depan atau pintu masuk. Nantinya, kedua hal ini akan terhubung pada jaringan internet dan dapat mendeteksi perangkat atau identitas tertentu yang Anda pasangkan. Ketika Anda akan masuk, pintu atau gerbang dapat dengan otomatis terbuka tanpa Anda harus menyentuhnya.
Di sisi lain, perangkat seperti CCTV atau alarm juga dapat digunakan secara smart. Kedua perangkat ini berperan besar dalam menjaga keamanan di area hunian. Pada beberapa perangkat bahkan sudah memiliki fitur panggilan otomatis pada kantor polisi atau keamanan setempat, sehingga ketika ada aktivitas yang mengganggu dapat dengan segera ditindak lanjuti.
Namun demikian, apakah penerapan konsep ini sepenuhnya dapat berjalan lancar?
Dalam prakteknya, penerapan teknologi smarthome di Indonesia bukan tanpa hambatan. Sederet hambatan mendasar dan bersifat teknis masih dijumpai, bersamaan dengan hambatan sosial dan budaya yang ada.
Untuk masalah teknis sendiri, seperti diketahui bersama hingga saat ini terkadang masih ada kendala seperti aliran listrik yang tidak stabil dan kejadian mati listrik. Memang hal ini dapat disikapi dengan pemasangan sumber energi lain seperti misalnya genset, namun demikian hal ini sedikit banyak akan menghambat operasional karena mau tidak mau semua peralatan tetap harus memiliki asupan daya yang cukup.
Di sisi lain, jaringan internet yang menjadi dasar penting penggunaan konsep smarthome juga belum sepenuhnya dapat diandalkan. Masih ditemui pula beberapa kejadian dimana gangguan jaringan internet terjadi, dan bahkan tidak memandang penyedia layanannya. Jaringan internet yang terjadi secara menyeluruh juga akan menghambat penerapan konsep ini untuk hunian modern di Indonesia.
Dari sisi sosial-budaya, penggunaan jasa asisten rumah tangga juga merupakan salah satu penghambat penerapan smarthome. Pada dasarnya, smarthome akan mengandalkan otomatisasi segala perangkat yang ada di rumah sehingga benar-benar hampir menihilkan partisipasi fisik manusia dalam operasionalnya. Ketika hunian masih menggunakan jasa asisten rumah tangga, operasional smarthome secara umum tentu akan terhambat karena akan ada seorang yang tetap berada di area bangunan sehingga mungkin saja akan mengacaukan sistem yang sudah disiapkan.
Jika dilihat secara keseluruhan, sebenarnya konsep ini merupakan suatu konsep yang visioner, di mana nantinya masyarakat akan banyak menghemat waktu dan dapat meningkatkan efektivitas penggunaan sumber daya energi yang dimiliki. Meski memiliki biaya yang cukup tinggi, prospek penerapan teknologi smarthome di Indonesia dirasa cukup baik. Hal ini juga melihat pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang cenderung progresif sehingga segmen pengguna teknologi ini akan meningkat jumlahnya.
Teknologi smarthome mungkin tidak akan dapat menyamai JARVIS pada film Ironman dalam waktu dekat. Namun seiring berjalannya waktu, perkembangan teknologi pada satu titik akan mencapai tahap tersebut. Cepat atau lambat, semua teknologi yang tadinya hanya bisa dinikmati pada layar kaca melalui film akan dapat dinikmati pula oleh manusia di dunia secara riil.