Dilantiknya menteri pendidikan yang baru membawa angin segar bagi sektor ini. Pasalnya, Nadiem Makarim dikenal sebagai sosok muda yang inovatif dan penuh gagasan, dibuktikannya dalam salah satu produk dalam negeri yang kini banyak digunakan yakni GoJek. Karena memiliki latar belakang demikian, bukan hal mengesankan jika harapan publik akan mengarah pada optimalisasi teknologi pendidikan di Indonesia secara menyeluruh bukan?
Namun demikian agaknya harapan publik pada pemaksimalan teknologi komunikasi yang muncul pada sosok Nadiem Makarim ini harus sedikit menunggu. Sang menteri pendidikan dan kebudayaan tengah mengagendakan pertemuan dengan banyak pakar untuk mengetahui dan mengidentifikasi akar permasalahan dunia pendidikan di Indonesia.
Tapi publik kiranya tak perlu cemas, melihat sepak terjangnya di dunia bisnis, Nadiem Makarim dikenal memiliki gerakan yang cepat dan efisien. Dalam waktu dekat tentu akan ada terobosan yang diharapkan mampu membawa angin segar pada dunia pendidikan di Indonesia. Mungkin saja nantinya pendidikan di Indonesia justru akan sepenuhnya berkolaborasi dengan teknologi yang sudah ada, sehingga dapat benar-benar merata hingga ke pelosok negeri.
Kolaborasi dengan teknologi ini mungkin dapat dilihat secara nyata pada beberapa negara yang ada di dunia. Berikut beberapa kolaborasi yang dilakukan negara dalam bidang pendidikan dengan teknologi yang kini telah ada.
Pada beberapa negara, penggunaan teknologi pembagian informasi seperti WhatsApp atau GoogleDrive telah dimaksimalkan. Media berbagi file ini digunakan oleh para guru untuk saling membagikan informasi dan materi ajar untuk digunakan pada berbagai lokasi secara bersamaan. Secara praktis, idealnya pembagian informasi dan data ajar ini dapat membuat materi yang digunakan setara pada setiap daerah.
Hal ini tak hanya dapat dimanfaatkan oleh staf pengajar saja, namun juga dapat bermanfaat untuk murid secara umum. Murid dapat saling berbagi informasi satu sama lain dan mendiskusikan penyelesaian berbagai persoalan yang ditemui di sekolahnya. Jika diterapkan di Indonesia, agaknya hal ini dapat membantu penyebaran materi ajar hingga ke pelosok negeri dan penyebaran inovasi terbaru terkait materi ajar.
Penggunaan teknologi juga dapat dimanfaatkan untuk murid berkonsultasi dengan staff pengajar yang bersangkutan. Tentu saja, konsultasi ini diharapkan tak hanya berjalan satu arah namun dapat menjadi diskusi sehingga pengajar dapat memberikan fasilitas bimbingan tak hanya pada kelas-kelas formal namun pada saat dimana siswa memerlukan informasi tambahan.
Namun demikian penerapan hal ini harus benar-benar memiliki regulasi ketat karena jika tidak justru staff pengajar akan kehilangan waktu pribadi yang dimilikinya. Konsultasi harus dilakukan atas dasar kesepakatan murid dan guru sehingga kedua belah pihak tidak ada yang merasa dirugikan. Jika dapat dikelola dengan baik, bukan tak mungkin kualitas pendidikan dapat meningkat.
Teknologi penyimpanan dan database juga dapat digunakan sebagai perpustakaan online yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja. Tentu tidak jarang ketika siswa mendapatkan tugas atau ingin mengetahui informasi lebih lanjut mengenai pelajaran yang didapatkannya, ia perlu sumber yang terpercaya dan dapat diakses kapan saja. Bertanya pada guru atau staf pengajar mungkin bisa jadi solusi, namun tentu tidak dapat dilakukan kapan saja bukan?
Dengan adanya perpustakaan online, siswa dapat memasukkan pertanyaan atau topik yang ingin diketahuinya pada perpustakaan tersebut. Data yang disediakan juga dapat disinkronkan dengan data yang dimiliki pada perpustakaan besar seperti perpustakaan kota atau perpustakaan nasional sehingga benar-benar dapat menjawab pertanyaan yang ada dalam benak siswa tersebut.
Penggunaan teknologi pendidikan juga dapat dimanfaatkan untuk melakukan kontrol pada kualitas tenaga pengajar. Praktisnya, akan ada seorang penilai yang ditugaskan pada setiap sekolah untuk melakukan peninjauan pada cara belajar yang terjadi di sekolah. Dengan parameter yang jelas, peninjau ini akan memberikan penilaian pada guru dan melakukan input pada platform yang sudah disediakan untuk dapat dilihat oleh petugas di kementerian.
Hal ini memiliki beberapa tantangan, diantaranya adalah kualitas peninjau yang harus terus dikontrol, penentuan parameter yang jelas dan terukur, hingga objektivitas peninjau serta kerjasama staff pengajar untuk melaksanakan proses belajar secara riil. Dengan demikian, tinjauan dapat dilakukan pada konteks nyata dan dapat diberikan penilaian yang sesuai pula.
Penggunaan teknologi pada bidang pendidikan sebenarnya dapat diaplikasikan lebih luas lagi, seperti pemberian perangkat pada siswa ketika berada di sekolah. Tentu saja, hal ini juga harus didukung dengan adanya jaringan internet yang lancar dan berkualitas.
Teknologi pendidikan di Indonesia memang tidak sepenuhnya tertinggal, hanya saja belum dioptimalkan penggunaannya. Kehadiran sosok muda Nadiem Makarim, melihat dari latar belakangnya, akan menjadi wajar ketika harapan publik juga tinggi. Kita tunggu saja bagaimana kinerja beliau ke depan, dengan tetap melakukan pengawasan dan penilaian ideal.