8 November 2016
Nilai investasi Palapa Ring mencapai angka 7 trilyun rupiah. Paket Timur sebagai konsentrasi pembangunan Infrastruktur sebagaimana diamanatkan Presiden Jokowi, menyerap nilai investasi 5 trilyun dan merupakan investasi terbesar dibandingkan Paket Barat dan Paket Tengah. Program pemerataan infrastruktur telekomunikasi dan informatika ini tidak membebani APBN. Pembiayaan Pronyek Palapa Ring diterima dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang dibebankan kepada setiap operator telekomunikasi. Melalui Peraturan Menteri Kominfo No 45 tahun 2012, operator wajib membayar 1,25 persen dari bruto setiap tahunnya.
Paket Timur akan mengintegrasikan 35 Kabupaten/Kota di Papua, Papua Barat, NTT, dan Maluku. Kabupaten Rote Ndao, Sabu Raijua, dan Maluku merupakan wilayah yang beririsan langsung dengan Australia dan Timor Leste. Mengingat besarnya isu pemisahan diri di wilayah timur, Jokowi mengarahkan setiap jajaran kabinetnya memberikan perhatian khusus kepada Indonesia Timur.
Paket Tengah menjangkau 17 Kabupaten/Kota yang kabel serat optiknya akan terbentang melalui Provinsi Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Maluku Utara. Lokasi penanaman kabel serat optik Paket Tengah di Kepulauan sangihe, Kepulauan Siau Tanggulandang-Biaro (Sitaro), dan Kepulauan Talaud merupakan wilayah berbatasan langsung dengan Filipina.
Paket Barat menjangkau Kabupaten Bengkalis, Kepulauan Meranti, Natuna, Lingga, dan Provinsi Kepulauan Riau. Natuna menjadi wilayah bernilai strategis bagi pertahanan nasional karena berbatasan langsung dengan Laut Cina Selatan. Sengketa Laut Cina Selatan membuat Indonesia harus mengambil ancang-ancang untuk memperkuat pertahanan jika konflik Laut Cina Selatan memanas dan berujung pada perang. Membentengi melalui tol Informasi dengan membangun kabel serat optik merupakan salah satu upaya Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Percepatan pembangunan serat optik sedang dikebut mengingat target 2018 kabel serat optik harus sudah menjangkau 57 kabupaten/kota dan on air pada tahun 2019. Oleh karena itu, proyek tol informasi ini dibagi menjadi 3 wilayah pekerjaan yaitu Barat, Tengah, dan Timur.
Proyek Palapa Ring akan menjadi pemicu bagi operator telekomunikasi agar mulai melihat daerah-daerah 3T sebagai tempat investasi yang menguntungkan. Masuknya operator ke daerah-daerah tersebut akan memberi pengaruh postif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah secara khusus dan nasional secara umum. Pertumbuhan ekonomi menciptakan momentum bagi kemajuan dunia pendidikan yang secara berkala akan meningkatkan nasionalisme di daerah 3T.
Balai Penyedia dan Pengelola pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI) sebagai satuan kerja dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, dibentuk untuk mengurai kesenjangan infrastruktrur telekomunikasi dan informatika di Indonesia. Proyek Palapa Ring merupakan program dari BP3TI dalam membangun ketersediaan layanan jaringan serat optik sebagai tulang punggung bagi sistem telekomunikasi nasional yang menghubungkan seluruh kabupaten dan kota di Indonesia.
Isu persatuan dan kesatuan merupakan wacana penting dalam pembangunan Indonesia. Tidak meratanya pembangunan infrastruktur khususnya di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) menjadi pacuan bagi pemerintah untuk semakin menyatukan bangsa Indonesia. Nawacita pun dicetuskan sebagai penawar dan benteng untuk menahan perpecahan di wilayah paling luar Indonesia.
Palapa Ring akan membentengi Negara Kesatuan Republik Indonesia dari sisi Telekomunikasi dan Informatika. Terbangunnya kabel serat optik yang melingkari Indonesia akan menjaga keadulatan NKRI dari pengaruh asing yang dapat memecah belah kesatuan dan persatuan.