Operasional kantor : Senin - Jumat Pkl. 08.00 - 17.00 WIB, online Senin - Jumat 24 jam
Tanggal
05 10-20
36

KEMENTERIAN KOMINFO, BAKTI, DAN ASOSIASI E-COMMERCE INDONESIA GELAR PELATIHAN DIGITAL KOMPREHENSIF UNTUK UMKM

berita-1


Jakarta - Upaya mengembalikan perekonomian Indonesia pasca-pandemi menjadi perhatian dan tanggung jawab banyak pihak. Salah satunya adalah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemen KOMINFO). Melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI), organisasi di bawah naungannya, KOMINFO menunjukkan komitmennya pada pengembangan UMKM Indonesia.

Bersama Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA), BAKTI menyelenggarakan rangkaian edukasi untuk UMKM bisa mengembangkan usahanya menggunakan teknologi digital. Tidak tanggung-tanggung, ada 60 puluh tema edukasi digital yang akan dijabarkan dalam rangkaian edukasi secara daring atau online hingga Desember mendatang.

“Sebagai kementerian yang membidangi teknologi komunikasi, KOMINFO turut memikul tanggung jawab mensosialisasikan manfaat teknologi digital kepada seluruh masyarakat. Pada kesempatan ini, UMKM mendapatkan prioritas karena mereka telah membuktikan menjadi tulang punggung ekonomi bangsa ini, baik dalam masa normal maupun masa krisis,” tutur Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate saat pembukaan Pelatihan Digital UMKM Indonesia di Jakarta, Senin (5/10).

Johnny menegaskan pentingnya UMKM memahami cara memaksimalkan teknologi digital untuk bisa bertahan, bahkan bangkit dan kondisi ekonomi yang terdampak pandemi seperti saat ini. “Ketika para UMKM ini memahami apa-apa saja yang perlu dilakukan menggunakan teknologi digital, mereka akan mendapat manfaat seperti yang diharapkan.”

Lebih lanjut, Menteri Johnny menyatakan optimismenya atas dampak positif yang dihasilkan pelatihan ini. “Ada lebih dari 50% materi yang disiapkan bermuatan lokal. Sehingga saya yakin akan bisa membantu UMKM di pelosok daerah sekalipun. Fokusnya tidak lagi selalu kota-kota besar. Pembangunan harus merata.”

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum idEA, Bima Laga melihat pentingnya memanfaatkan tren penjualan dan belanja online yang terus meningkat tajam belakangan ini. Diketahui, belanja online, terlebih melalui platform e-commerce terus meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan sejak pandemi, peningkatannya sangat signifikan.

“Peningkatannya mencapai ratusan persen. Artinya, ada potensi besar untuk bisa menggerakkan perekonomian nasional melalui platform e-commerce,” kata Bima menjelaskan. Bima menegaskan pentingnya memanfaatkan potensi tersebut untuk bisa membantu UMKM yang selama pandemi menjadi sektor paling terdampak. 

Mempertimbangkan perkembangan kondisi perekonomian terkini, Direktur Utama BAKTIAnang Latif menegaskan komitmennya untuk bisa membantu sesuai dengan visi misi Lembaga yang dipimpinnya. “Kami melihat pentingnya UMKM memahami cara memaksimalkan teknologi digital untuk bisa bertahan, bahkan bangkit dan kondisi ekonomi yang terdampak pandemi seperti saat ini. Dengan menguasai teknologi digital, mereka akan mendapat manfaat seperti yang diharapkan.”

Pelatihan Digital UMKM Indonesia akan dimulai pada 5 Oktober hingga 12 Desember 2020 dan digelar secara daring. Mempertimbangkan kondisi ekonomi setiap peserta UMKM, idEA dan BAKTI Kominfo menyediakan subsidi kuota internet berbentuk pulsa untuk mengikuti rangkaian webinar ini. “Kami berharap hal ini dapat meringankan beban kuota internet para UMKM untuk bisa tetap mengikuti semua kelas pelatihan online ini,” kata Anang menambahkan.

Selain itu, hal yang berbeda pada program Pelatihan UMKM Digital ini adalah fokus untuk UMKM yang menjual produknya secara online ke pasar lokal. Jumlah UMKM yang terbesar yang belum ter-digitalisasi adalah UMKM lokal, seperti para pedagang/toko eceran, toko grosir, pengusaha resto, kafe, pemilik warung, pengusaha rumahan, petani penghasil, peternak penghasil, nelayan pengepul, jasa servis/teknik, jasa lainnya dan bisnis lokal lainnya. Mereka dapat menjual produknya melalui e-commerce lokal. Cukup mengandalkan jaringan internet lokal, mereka dapat memperluas pasar lokal tanpa ada hambatan logistik antar kota atau antar propinsi.

Konsep pelatihan ini disusun secara komprehensif mengakomodasi kebutuhan UMKM dalam bertransformasi digital, sehingga topik yang diajarkan sampai 60 topik, dengan tujuan antara lain:

  • Memberikan edukasi pengembangan bisnis dan keahlihan digital, seperti business survival dan literasi digital umum kepada UMKM, dan pentingnya UMKM untuk tetap mampu bertahan di masa pandemi dengan melakukan digitalisasi usaha.
  • Memberikan edukasi tentang pentingnya kehadiran merek secara digital, memfasilitasi merek produk UMKM untuk hadir di internet (digital presence), agar mudah dicari dan ditemukan konsumen, sehingga terbuka potensi mendapatkan pesanan dan pelanggan baru. 
  • Memberikan edukasi dan fasilitasi UMKM untuk mengenal dan memanfaatkan e-commerce, baik e-commerce lokal maupun e-commerce nasional, agar dapat meningkatkan transaksi dan memperluas akses pasar. UMKM Potensi Lokal hanya perlu mempelajari onboarding di e-commerce lokal, demikian juga UMKM Potensi Nasional hanya perlu mempelajari onboarding di e-commerce nasional.
  • Memberikan edukasi dan fasilitasi UMKM untuk memahami dan memanfaatkan pemasaran digital (digital marketing), agar dapat meningkatkan penjualan di e-commerce lokal maupun e-commerce nasional. UMKM Potensi Lokal akan mempelajari digital marketing untuk bisnis lokal, demikian juga UMKM Potensi Nasional akan mempelajari digital marketing untuk bisnis online dengan target pasar nasional.
  • Memberikan edukasi dan fasilitasi UMKM pengoperasian digital, melalui penggunaan berbagai aplikasi yang dapat meningkatkan produktivitas usaha dalam operasional usaha sehari-hari (digital operation), agar usahanya dapat tumbuh lebih cepat dan makin efisien.

Sejak pertama diumumkan, Pelatihan Digital UMKM Indonesia mendapat sambutan yang sangat antusias dari seluruh UMKM di Indonesia. Total pendaftar mencapai lebih dari 6.500 UMKM. Menyasar UMKM di seluruh Indonesia, dan difokuskan untuk UMKM di luar Jawa. Pelatihan ini juga menekankan perhatian sangat besar pada daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar). Selain itu, fokus juga ditujukan pada Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) yakni Kawasan Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang. 

Artikel Media

Siaran Pers