Operasional kantor : Senin - Jumat Pkl. 08.00 - 17.00 WIB, online Senin - Jumat 24 jam
Tanggal
08 11-19
9

Cara Mencegah Penipuan WhatsApp, 3 Hal Sederhana yang Perlu Diperhatikan

berita-1

Penggunaan media sosial kini sudah menjadi suatu kebutuhan pokok untuk sebagian besar masyarakat Indonesia. Berbagai platform pun digunakan untuk berbagai kepentingan, seperti LINE, atau WhatsApp, atau Instagram serta yang lainnya. Dari berbagai media sosial tersebut, salah satu yang memiliki pengguna paling banyak adalah WhatsApp. Seiring dengan besarnya pengguna media ini, tingkat penipuan WhatsApp juga terbilang paling tinggi.

Modusnya beragam, mulai dari mengaku teman lama dan meminta pinjaman uang, atau meminta kode verifikasi aplikasi ini, atau bahkan mengaku menjual barang dengan harga di bawah pasaran. Modus-modus ini tentu saja banyak ditemui, karena sudah banyak menelan korban dan menimbulkan kerugian. Lalu bagaimana cara mengatasinya?

Terdapat beberapa cara untuk menghindari tindak penipuan yang dilakukan melalui aplikasi ini. Berikut beberapa penjelasannya.

Tidak Memberikan Kode Verifikasi

Dalam situasi apapun, jangan pernah memberikan kode verifikasi WhatsApp pada orang lain, terlebih pada orang atau nomor yang tidak dikenal. Kode ini digunakan untuk masuk ke dalam akun Anda, dan mendapatkan akses pada semua kontak yang sudah tersimpan secara online. Ketika pelaku mendapatkan akses ini, ia tak lagi dapat dilacak sebagai penipu dan bisa dengan leluasa melakukan tindak penipuan pada kolega dan sahabat Anda.

Ketika mendapatkan kode verifikasi melalui layanan SMS, padahal Anda tengah menggunakan WhatsApp, tidak perlu cemas. Orang yang berusaha membobol akun Anda memerlukan kode ini untuk masuk, selama Anda tak membaginya dengan siapapun, akun Anda cenderung aman dan tidak dapat diakses melalui media atau perangkat lainnya.

Karena kini WhatsApp sudah menjadi media sosial utama yang digunakan, agaknya akses pada media ini harus dijaga seketat mungkin. Tidak hanya soal pekerjaan, namun hubungan baik dengan teman, keluarga dan orang-orang terdekat bisa saja rusak akibat ulah oknum tidak bertanggung jawab. Sebisa mungkin jaga akses WhatsApp hanya untuk Anda sendiri.

Waspadai Permintaan Transfer atau Pinjaman

Ketika ada akun WhatsApp yang dibobol, biasanya modus yang digunakan adalah meminta pinjaman atau transfer dana pada rekening tertentu. Hal ini tidak perlu disikapi secara berlebihan, Anda hanya harus melakukan verifikasi pada orang yang bersangkutan. Paling sederhana, adalah melihat apakah rekening yang diberikan adalah atas nama rekan Anda tersebut atau tidak.

Selanjutnya lakukan konfirmasi pada orang terdekat. Pastikan bahwa yang menghubungi Anda adalah orang yang bersangkutan, sehingga dapat Anda konfirmasikan dengan orang dalam lingkaran terdekatnya. Melakukan pengecekan silang bisa jadi cara efektif untuk memverifikasi identitas orang yang menghubungi Anda tersebut. Tidak ada salahnya Anda sedikit repot dengan melakukan konfirmasi agar dapat menghindari tindak penipuan tersebut.

Transfer atau pinjaman jadi salah satu modus penipuan WhatsApp paling sering dilakukan dan biasanya menyasar pada pengguna dengan usia cukup tua dengan memanfaatkan kepedulian dan ketidakpahaman pengguna pada proses validasi data. Ini yang harus menjadi catatan generasi muda, untuk terus melakukan edukasi pada orang tua agar tidak mudah percaya pada modus-modus semacam ini agar tidak mengalami kerugian meteriil atau non materiil.

Harga Tidak Wajar

Ketika menggunakan media WhatsApp, tak jarang juga ditemui nomor asing yang menawarkan produk dengan harga di bawah harga pasaran. Tentu saja hal ini menggiurkan, namun Anda sebagai pengguna layanan WhatsApp harus pula mewaspadai hal tersebut karena menjadi ladang subur untuk melakukan penipuan melalui media sosial ini.

Ketika mendapatkan tawaran barang dengan harga tak wajar, ada baiknya Anda juga melakukan penggalian informasi pada nomor yang menghubungi Anda tersebut. Biasanya, oknum penipu tidak akan dapat memberikan informasi lengkap yang Anda tanyakan. Ajukan pertanyaan spesifik seperti dari perusahaan mana, apakah ada kode keamanan yang diberikan, apakah ada jaminan atas transaksi dan sebagainya.

Tidak sedikit pelaku penipuan yang tidak mau repot menjawab pertanyaan ini dan cenderung segera menutup obrolan yang terjadi. Memang hal ini tidak dapat dijadikan acuan, namun setidaknya ketika Anda menggali informasi lebih dalam, Anda akan memiliki lebih banyak bahan pertimbangan sehingga Anda bisa memutuskan apakah transaksi yang ditawarkan wajar atau tidak. Sebab ketika Anda sudah melakukan transfer tanpa bukti yang mengikat kedua pihak, Anda tidak dapat melakukan hal apapun dan kerugian sudah tidak bisa dihindari lagi.

 

Penipuan akan tetap menjadi modus kejahatan paling mudah dilakukan pada era komunikasi yang serba digital ini. Konfirmasi dan validasi data harus selalu dilakukan, agar dapat menekan potensi dan resiko penipuan yang dilakukan oknum tak bertanggung jawab.

Penipuan WhatsApp dapat dicegah dengan langkah sederhana seperti yang disebutkan di atas tadi. Dengan langkah tersebut, Anda bisa menekan resiko yang terjadi, sehingga Anda terhindar dari kerugian. Jangan sampai bosan melakukan penggalian data dan tetap berlaku bijak dalam penggunaan media sosial dengan tidak menyebar data pribadi ke khalayak umum.

Artikel Media

Siaran Pers