Maumere - Membangun jaringan di kawasan terpencil menghadirkan tantangan tersendiri, termasuk soal model bisnis. Pihak XL Axiata mengibaratkannya layaknya bikin startup, dimodali cukup besar di awal sebelum dapat memetik keuntungan.
Program Universal Service Obligation (USO) dilangsungkan oleh operator bekerja sama dengan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI).
Penentuan wilayah mana yang perlu mendapat jaringan USO berasal dari
pemerintah daerah."Masukan datang dari pemda, mana daerah yang potensi
perlu dicover. Kenapa operator tidak langsung ke sana, karena sangat
jauh sehingga hambatan paling utama selalu dari sisi transportasi,
lahan, dan power," kata Direktur Teknologi XL, Yessie D Yosetya di
Maumere, NTT, Minggu (27/10/2019) malam.
"Program USO membantu
pemda karena baik dari lahan, transportasi dan power disediakan oleh
BAKTI, dan kita masuk membangun radionya," papar dia.
Dari sisi
bisnis, daerah USO populasinya sedikit dan potensinya tentu tidak sebaik
daerah kota besar. Tapi wilayah tersebut dianggap memiliki potensi di
masa depan yang antara lain dipicu masuknya jaringan internet dalam
program USO.
Sebagai dukungan buat operator, BAKTI akan
menanggung semua biaya operasional USO selama beberapa tahun, sebelum
nantinya pengelolaannya diserahkan sepenuhnya pada XL.
Diharapkan
seiring waktu berjalan, ekonomi di daerah USO terus tumbuh dan operator
bisa memetik hasilnya. Masuknya jaringan akan berdampak pada ekosistem
seperti munculnya penjual pulsa dan SIM card sampai potensi ekonomi
lainnya."Biaya operasional ditanggung BAKTI beberapa tahun baru kita
ambil. Kita hitung sudah oke, jadi seperti startup dimodali dulu. Begitu
masuk internet mungkin ada ekonomi baru, ada online shop, tourism,
ekonomi akan berkembang dalam beberapa tahun," jelas Yessie.
Jadi berdasarkan hitungan XL secara bisnis, USO bisa
dijalankan tanpa membebani perusahaan. Itu karena pada awalnya, banyak
hal yang ditanggung oleh pemerintah dalam menjalankannya. Dananya
berasal dari BHP frekuensi yang berasal dari operator."Yang menarik
adalah semua operation ditanggung pemerintah selama 5 tahun, kita hanya
menyediakan base station. Fasilitas lahan power, listrik, vsat oleh
pemerintah sedangkan revenue di kita semua," sebut Marwan O. Baasir,
Group Head Regulatory and Government Relations XL.
Yessie
membocorkan capex atau belanja modal yang dikeluarkan oleh XL dalam
program USO ini berada di kisaran Rp 150 miliar."Yang menarik adalah
semua operation ditanggung pemerintah selama 5 tahun, kita hanya
menyediakan base station. Fasilitas lahan power, listrik, vsat oleh
pemerintah sedangkan revenue di kita semua," sebut Marwan O. Baasir,
Group Head Regulatory and Government Relations XL.
Yessie membocorkan capex atau belanja modal yang dikeluarkan oleh XL dalam program USO ini berada di kisaran Rp 150 miliar.
Sumber : https://inet.detik.com/telecommunication/d-4762844/bangun-jaringan-di-daerah-terpencil-ibarat-bikin-startup