Operasional kantor : Senin - Jumat Pkl. 08.00 - 17.00 WIB, online Senin - Jumat 24 jam
Tanggal
06 11-18
42

7 Evolusi Jaringan Internet dari Dial Up hingga ke 4G LTE

berita-1

Sebagian dari anak-anak muda zaman sekarang atau yang akrab di telinga dengan istilah zaman now pasti kurang paham dengan maksud simbol 4G di atas layar gadget mereka. Sinyal 4G yang sudah berkembang di Indonesia sekarang merupakan perkembangan dari teknologi jaringan internet yang sudah ada pada tahun-tahun sebelumnya. Anda mungkin tidak mengira bahwa jaringan internet ini berawal dari teknologi Dial Up. Lalu bagaimana perjalanan jaringan Dial Up hingga bisa mencapai 4G seperti sekarang? Untuk menjawab rasa penasaran Anda, bisa disimak artikel mengenai evolusi jaringan internet di bawah ini.

 

  1. 1. Dial Up

Koneksi Internet pertama kali bisa dinikmati di Indonesia pada tahun 1994. Pada saat itu, perusahaan Indonet adalah satu-satunya yang menyediakan layanan internet secara komersial yaitu koneksi jenis Dial-Up. Sambungan  internet bisa terjadi dengan adanya komunikasi antar komputer menggunakan saluran telepon dengan modem.  Kecepatan pada layanan Dial Up ini mencapai 56 Kbps. namun sayangnya karena keterbatasan teknologi pada waktu itu, kinerja Dial Up ini tergolong lambat, terutama pada jam rawan sibuk. Tarif yang diterapkan pun masih berdasarkan waktu. Selain itu, koneksi internet tidak bisa dilakukan pada saat sedang dilakukan aktivitas dengan telepon.

 

  1. 2. ASDL (Asymmetric Digital Subscriber Line)

Koneksi  ASDL ini merupakan teknologi komunikasi data dengan memakai media kabel tembaga telepon yang disinyalir memiliki transmisi data yang lebih cepat.  Kecepatan dari internetnya  mencapai 256 Kbps hingga 8 Mbps.  Aliran data dari satu arah lebih besar dari arah yang lain atau yang disebut asimetris. Pada jaringan ini, modem dan saluran telepon dipisahkan dengan menggunakan splitter. Pada saat  itu perusahaan penyedia jasa internet yang memakai layanan ini adalah Telkom dengan layanan Telkomnet Instant.

 

  1. GPRS (General Packet Radio Service)/ 2.5G

Melalui jaringan GPRS, pertukaran informasi dan data sudah bisa diterapkan di telepon genggam. Namun ternyata sebelum kemunculan teknologi 2.5G ini telah lebih dulu diciptakan WAB (Wireless Application Protocol). Karena tidak laku di pasaran maka digantikan jaringan GPRS. Kelebihan dari jaringan ini adalah bisa tersambung ke internet dan intranet. Layanan yang disediakan pun sudah mencakup pertukaran gambar dan suara via MMS (Multimedia Message Service), email, e-commerce, e-banking, WAP (Wireless Application Protocol) dan www (world wide web). Kecepatan aksesnya mencapai 115 kbps. Jaringan GPRS ini juga merupakan pelopor dari adanya media chat dan jejaring sosial, yang pertama kali populer saat itu adalah Friendster.  Bagi Anda generasi 90-an pasti juga tidak asing dengan aplikasi chat pada saat itu seperti Yahoo Messanger , mIRC, eBuddy, dan Mig33. Teknologi ini memanjakan Anda karena user akan selalu terhubung dengan internet namun tarif yang terpakai berdasarkan dari besar kecilnya data yang dipakai.

 

  1. EDGE (Enhance Data Rate for GSM Evolution)/ E

Jaringan selanjutnya pada awal 2001 adalah EDGE yang menggantikan eksistensi GPRS. Teknologi ini dikembangkan untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan kecepatan akses data dan aplikasi-aplikasi baru. Sayangnya jaringan ini belum memuaskan user. Walaupun kecepatan datanya sudah mencapai 384 Kbps koneksinya dinilai  masih terhitung lambat. Selain itu EDGE sudah masuk dalam kecepatan 3G namun  hanya beberapa operator saja yang tertarik untuk mengembangkan jaringan internet jenis ini. Kabar baiknya adalah EDGE tidak memerlukan upgrade hardware secara luas dan dianggap tarifnya lebih hemat.

 

  1. Third Generation Technology/ 3G

Jaringan 3G merupakan jaringan standar internasional yang diterapkan pada smartphone. Untuk kecepatan akses datanya mirip dengan EDGE yaitu 384 Kbps. Namun selanjutnya teknologi ini dikembangkan ke jaringan GSM dan CDMA. Pada jaringan GSM kemudian dilanjutkan lagi berkembang menjadi UMTS (Universal Mobile Telecommunication Service) dengan kecepatan 480 Kbps dan pada CDMA berkembang menjadi EVDO (Evolution Data Optimized) dengan kecepatan hingga 2,4 Mbps. Pada jaringan ini mulai bisa dilakukan layanan video call walaupun pada saat itu tidak semua smartphone mendukung layanan telepon berbasis video ini.

 

  1. HSDPA (High Speed Downlink Packet Access)/ 3.5G

Teknologi yang berkembang  selanjutnya adalah HSDPA. Layanan 3.5G ini diharapkan mampu mendongkrak kebutuhan Anda akan mobile internet yang meliputi video klip, music, game, video conference, mobile TV dan streaming. Kecepatan yang dihasilkan mencapai  7.2 Mbps. Jaringan 3.5G juga diaplikasikan ke perangkat modem nirkabel yang biasanya dipakai untuk akses internet pada laptop. Jaringan HSDPA ini ada yang menggunakan spektrum 850 MHz walau kebanyakan tersebar pada spektrum 1900 MHz dan 2100 MHz karena bisa menjangkau area yang lebih luas lagi. Semakin canggih jaringan yang dipakai justru semakin menghemat tarif data tiap megabit-nya.

 

  1. Fourth Generation Technology/ 4G LTE (Long Term Evolution)

Nah, untuk era digital sekarang ini perkembangan jaringan internet sudah mencapai tahapan 4G LTE. Teknologi ini bahkan memiliki kecepatan internet hingga 72 Mbps dan merupakan jaringan pita lebar ultra untuk alat elektronik seperti  smartphone, modem USB dan laptop. Standar LTE ini sendiri merupakan besutan dari negara Swedia pada tahun 2009 yang masuk ke Indonesia di tahun 2010. Namun teknologi ini direlease untuk merk dagang Bolt Super 4G LTE pada November 2013 oleh PT. Internux. 

Saat ini, di negara maju sedang diadakan uji coba untuk jaringan internet selanjutnya yaitu 5G.  Peluncurannya pun diprediksikan pada 2020.

Artikel Media

Siaran Pers