3 Januari 2017
BTS di daerah blankspot yang dibangun oleh BP3TI merupakan usulan dari pemerintah daerah dan diimplementasikan melalui kerjasama antara BP3TI, pemerintah daerah, perusahaan penyediaan transimisi, power dan tower sertai operator seluler. Mekanisme kerjasama yang digunakan adalah mekanisme sewa layanan, di mana BP3TI membiayai layanan transmisi, power dan tower, pemerintah daerah meminjamkan lahan, dan operator selular menyediakan dan mengoperasika perangkat BTS. Operator selular yang kali ini melakukan kerja sama dengan Kementerian Kominfo untuk melayani BTS di daerah Blankspot, yaitu PT. Telkomsel.
Setelah meresmikan BTS, Rudiantara didampingi Bupati Kapuas Hulu, A.M Nasir melakukan panggilan telepon pertama/ panggilan percobaan (test call) ke Bupati Alor, Nusa Tenggara Timur. Panggilan telepon pertama tersebut sebagai simbol diresmikannya BTS serta menguji sinyal telekomunikasi seluler antara dua BTS. Rudiantara juga dalam kesempatan tersebut berjanji akan segera mengunjungi lokasi BTS yang telah on air di Kabupaten Alor.
Khusus Kalimantan Barat, untuk tahun 2016 menerima 11 titik BTS, 8 titik sudah on air dan 3 titik dalam proses administrasi. Desa Kantuk Asam yang berada di wilayah terluar Indonesia menjadi salah satu desa di Kalimantan Barat yang telah terbebas dari blank spot.
Kalimantan dengan wilayah perbatasan terpanjang ke- 2 setelah Papua, menerima 75 titik Base Tranciever Station (BTS). Ke 75 titik BTS tersebut tersebar di Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Timur. 65 titik BTS telah on air dan sisanya dalam proses pengiriman dan pembangunan.
“Kami merencanakan menambah pembangunan BTS dalam konteks pengamanan perbatasan. Itu menjadi prioritas Kominfo dan BP3TI unuk membangun BTS di daerah perbatasan.
Tepat pada 28 Desember 2016, Menteri Kominfo, Rudiantara membuktikan komitmen pemerintah dalam memberikan pemerataan infrastruktur di daerah terluar Indonesia. Rudiantara hadir di desa Kantuk Asam, untuk meresmikan 8 BTS yang telah dibangun dan on air di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Rudiantara berharap BTS yang dibangun dengan dana USO tersebut menjadi palang pintu utama Indonesia dalam bidang telekomunikasi di daerah perbatasan.
Kementerian Komunikasi dan Informatika, melalui Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI) berkomitmen membangun infrastruktur Telekomunikasi di daerah perbatasan. Masih banyaknya daerah blank spot di wilayah terluar Indonesia dapat berdampak buruk terhadap persatuan dan kesatuan Republik Indonesia. Melalui program USO, Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara bertekat memperkuat nasionalisme dengan memberikan akses telekomunikasi yang layak di daerah perbatasan.
Perbatasan menjadi prioritas utama pembangunan di era pemerintahaan Jokowi dan Jusuf Kala. Melalui Nawacita, Jokowi mengarahkan jajarannya fokus membangun infrastruktur di daerah terluar, terdepan dan tertinggal. Minimnya pembangunan di daerah perbatasan berakibat pada lemahnya pertahanan di daerah terluar Indonesia. Kondisi ini dapat berakibat terkikisnya nasionalisme mengingat daerah perbatasan Negara tetangga lebih maju.
BP3TI, Kementerian Kominfo menargetkan 147 BTS akan terbangun di seluruh daerah blankspot yang tersebar di Indonesia. Dari total 147 BTS yang ditargetkan live Desember 2016, terdapat 75 BTS di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia tersebar di Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur. Jumlah BTS di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia yang telah live sampai dengan pertengahan Desember 2016 sejumlah 65 BTS, sisa 10 BTS masih dalam proses dan sisanya masih dalam fabrikasi . namun seluruhnya ditargetkan bisa beroperasi Februari 2016.