Operasional kantor : Senin - Jumat Pkl. 08.00 - 17.00 WIB, online Senin - Jumat 24 jam
Tanggal
07 11-19
59

Artificial Intelligence, Perkembangan dan Penerapannya dalam Kehidupan

berita-1

Artificial Intelligence, merupakan salah satu teknologi yang selalu mencuri perhatian ketika diumumkan perkembangannya atau penerapan terbarunya. Bagaimana tidak, teknologi ini merupakan teknologi yang aktif belajar dan memahami hal baru, bentuk kecerdasan buatan yang mampu mengerjakan berbagai hal yang tidak diprogramkan sebelumnya sehingga memiliki potensi perkembangan hampir tidak terbatas.

Dengan potensi sedemikian besar, kecerdasan buatan ini digadang-gadang dapat sangat membantu pekerjaan manusia di masa yang akan datang. Bayangkan jika pekerjaan manusia dibantu dengan seperangkat software yang mampu belajar hal baru, mengadaptasi sistem dan pola baru, dan menemukan cara tercepat menyelesaikan pekerjaan yang diberikan, akan sangat mudah bukan kehidupan masa yang akan datang?

Namun demikian, serangkaian pertanyaan kemudian muncul. Dengan potensi yang besar untuk terus belajar, apakah kemudian Artificial Intelligence dapat menggantikan kecerdasan manusia suatu saat kelak? Apakah dengan keberadaan AI di dunia, manusia kemudian tidak perlu lagi bekerja dan berpikir untuk melakukan inovasi?

Konsep AI

Pada dasarnya, Artificial Intelligence merupakan konsep kecerdasan buatan yang memungkinkan suatu program untuk belajar dengan aktif pada hal yang tidak diprogramkan untuknya. Artinya, program ini dapat mengadaptasi dan memahami informasi baru untuk kemudian digunakan dan diterapkan dalam lingkungan kerja yang dimilikinya.

Hingga saat ini memang secara ideal kecerdasan buatan yang sesungguhnya belum benar-benar mampu memiliki kapasitas sebesar itu dan hanya dapat mempelajari berbagai hal sederhana yang masih dalam lingkup dimana program ini dikembangkan. Misalnya, ketika AI diterapkan pada pendingin ruangan, ia dapat belajar berapa suhu yang tepat untuk jumlah orang di dalam ruangan yang terbaca pada sensor yang dimiliki perangkat AC tersebut dan sejenisnya.

Jika melihat konsep dan khayalan yang ada pada berbagai film, memang AI digambarkan sebagai kecerdasan super yang dapat memproses informasi dengan sangat cepat dan efektif. Tidak sedikit pada film yang ada kemudian mewujudkan AI sebagai sosok yang jahat dan ingin memusnahkan kehidupan manusia karena dianggap memiliki sifat destruktif dan sebagainya.

Pada faktanya, penggunaan AI masih jauh dari apa yang digambarkan pada berbagai film fiksi yang banyak dipertontonkan. Hingga saat ini, konsep AI yang ideal masih terus dirumuskan agar pada akhirnya benar-benar dapat berfungsi untuk membantu kehidupan manusia di satu dan lain sisi, sehingga manusia bisa fokus melakukan hal yang lebih bernilai.

AI Menggantikan Peran Manusia

Jika dilihat perkembangannya, pernyataan pada sub judul bagian ini adalah hal yang benar. Lepas dari sisi etis atau tidaknya, nyatanya Artificial Intelligence benar-benar dapat menggantikan manusia pada beberapa sektor tertentu. Tidak secara menyeluruh, namun masih pada tataran teknis yang berkaitan dengan data tetap dan tidak melibatkan perasaan.

Sektor-sektor teknis mulai mendapatkan sentuhan AI dan nampak perubahannya. Keberadaan AI di satu dan lain hal sudah menggantikan tenaga manusia, khususnya untuk pekerjaan yang berpola dan berulang. Tentu sedikit banyak ini akan berpengaruh pada kondisi industri yang ada serta iklim persaingan bisnis yang ada di dunia.

Namun demikian untuk keputusan yang bersifat strategis dan melibatkan emosi, AI dirasa belum dapat menggantikan manusia. Emosi merupakan suatu hal yang kompleks, melibatkan banyak faktor logis dan tidak logis, empirik dan perkiraan, serta banyak hal lain yang belum dapat dikuasai oleh Artificial Intelligence pada era sekarang ini. Bukan tidak mungkin di masa yang akan datang, kemampuan ini akan dimiliki AI.

Banyak ahli berpendapat keberadaan AI atau kecerdasan buatan tetap harus memiliki fungsi mendasar, yakni membantu pekerjaan manusia, bukan menggantikan manusia sepenuhnya. Hal ini kemudian akan berkenaan dengan topik eksistensi manusia di dunia, sebab jika dunia sudah dapat berjalan dan berputar dengan baik tanpa campur tangan manusia, manusia kemudian akan kehilangan nilai dasarnya.

Proses Panjang Pengembangan Artificial Intelligence

Hingga saat ini, pengembangan dan penggunaan AI dalam kehidupan sehari-hari terus masuk ke berbagai sektor kehidupan. Mulai dari hal sederhana hingga hal yang cukup kompleks, keberadaan AI diorientasikan untuk dapat meringankan beban kerja manusia sehingga dapat meraih hasil yang lebih maksimal dalam setiap sektor yang ada.

Proses panjang masih harus dilakukan untuk melakukan penelitian, pengembangan serta kajian. Alasannya sederhana, agar teknologi yang dikembangkan dan diterapkan kelak benar-benar bersifat membantu pekerjaan manusia dan bukan menggantikan manusia secara mendasar. Ini mengapa mungkin dalam prosesnya juga diperlukan tinjauan mengenai etika kecerdasan buatan sehingga tidak melenceng dari hakikatnya sebagai teknologi.

Artificial Intelligence dapat dikatakan sebagai pisau bermata dua. Di satu sisi dapat memberikan banyak bantuan dalam kehidupan dan pekerjaan, namun di sisi lain dapat memberikan ancaman besar pada eksistensi manusia secara mendasar. Sebagai makhluk yang bijak dalam mengadaptasi teknologi, hendaknya kita harus mengambil sikap yang tepat dan tidak terburu-buru, agar adaptasi yang dilakukan dapat memberikan manfaat maksimal untuk manusia secara menyeluruh.

Artikel Media

Siaran Pers