Media penyimpanan yang ada dalam perangkat menjadi satu bagian yang terus dikembangkan. Baik dari segi bentuk, harga, kemampuan, kapasitas, dan sebagainya, terus dikembangkan agar dapat memenuhi permintaan dan kebutuhan pasar. Apa topik yang tidak akan kehabisan bahasan? SSD vs HDD, jadi pilihan yang selalu membingungkan ketika Anda akan membangun komputer Anda sendiri.
Pertama mari pahami dahulu pengertian keduanya. HDD merupakan singkatan dari Hard Disk Drive. Pada dasarnya, HDD menggunakan piringan atau disc yang menjadi media penyimpanan berbagai data yang dimasukkan. Teknologi yang digunakan masih berupa teknologi mekanik, dengan mengandalkan gerakan pada piringan yang ada.
SSD, di sisi lain, merupakan singkatan dari Solid Disc Drive. Media penyimpanan ini tak lagi menggunakan piringan sebagai perangkat utama, namun menggunakan sirkuit yang disusun sebagai memori untuk melakukan penyimpanan data. Komponennya tetap dan tidak bergerak dan menggunakan sistem elektrik.
Setelah memahami definisi keduanya, selanjutnya perhatikan beberapa poin di bawah ini, masing-masing menjelaskan aspek yang menjadi pembeda antara kedua perangkat yang dibahas. SSD vs HDD? Berikut penjelasannya.
Untuk poin pertama, kapasitas, HDD masih memiliki catatan lebih besar daripada SSD. Hal ini mengingat HDD sendiri sudah berkembang dalam waktu yang relatif lama, sehingga cenderung lebih maju teknologinya. Kapasitas HDD beragam, mulai dari ratusan Gigabyte hingga ukuran TeraByte. Sedangkan SSD, masih terbatas dan belum dapat menyaingi kapasitas HDD.
Poin ini yang unggul adalah SSD. Perangkat HDD yang masih mendasarkan operasinya pada piringan bergerak memerlukan waktu hingga 40 detik untuk melakukan booting komputer ketika dinyalakan. HDD juga memerlukan beberapa waktu hingga akhirnya mencapai putaran optimalnya. Berbeda dengan SSD yang tidak menggunakan piringan, kecepatan optimal bisa langsung didapatkan. Catatan rata-rata dari booting yang dilakukan dengan SSD adalah sekitar 13 detik saja.
Untuk ketahanan, HDD dinilai memiliki tingkat yang lebih rendah daripada SSD. Mengapa demikian? Sekali lagi karena HDD memiliki piringan bergerak di dalamnya. Ketika terjadi guncangan atau getaran keras, piringan ini beresiko rusak secara fisik atau mungkin saja bergeser. Hal ini dikenal dengan fragmentation yang dapat melemahkan performa HDD.
Pada SSD, karena tidak menggunakan perangkat bergerak, maka ketahanannya lebih baik. SSD lebih tahan terhadap goncangan dan resiko kerusakan secara fisik cenderung lebih rendah. Komponen yang berada di dalamnya terpasang dengan solid dan tidak akan terpengaruh pada goncangan. Namun demikian, SSD rata-rata memiliki masa hidup selama 10 tahun saja.
Mengingat SSD merupakan perangkat yang baru dikembangkan dan memang ditujukan sebagai opsi penyimpanan selain HDD, maka bentuk dan ukurannya lebih kecil dan ringkas. SSD juga lebih fleksibel dalam artian ukurannya tidak terbatas pada ukuran materi yang ada di dalamnya. HDD sendiri masih berukuran besar, dan tidak dapat diperkecil melebihi ukuran piringan yang ada di dalamnya.
Untuk poin ini, SSD lebih memiliki keunggulan dibandingkan HDD karena lebih menghemat tempat ketika dipasang dan tentu lebih ringan.
Komponen HDD yang berputar akan menimbulkan suara. Pada HDD terbaru, suara ini sudah lebih halus dan tidak mengganggu. Namun tetap saja, ketika kondisi hening, suara putaran piringan di dalam HDD akan terdengar. Berbeda dengan SSD yang hanya tersusun dari kepingan berbentuk seperti RAM, kerjanya tidak akan menimbulkan suara dan jauh lebih hening.
Daya yang diperlukan untuk operasional HDD akan lebih tinggi dibandingkan dengan daya yang diperlukan untuk mengoperasikan SSD. Kembali lagi, hal ini disebabkan oleh gerakan piringan yang harus terjadi jika HDD ingin digunakan. Pada SSD, tidak ada tenaga yang dialokasikan untuk menggerakkan komponen, sehingga penggunaan dayanya lebih kecil.
Terakhir adalah soal harga. Sudah dapat ditebak mana yang lebih tinggi bukan? Ya, SSD memiliki harga yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan HDD. Perbandingannya bisa berlipat ganda. Katakanlah perangkat HDD eksternal 1 TB harganya sekitar Rp. 700.000 – Rp. 1.000.000, pada SSD eksternal ukuran 500 GB saja harganya dipatok pada kisaran Rp. 2.500.000.
Baik SSD maupun HDD memiliki keunggulannya masing-masing. Namun seiring berjalannya waktu, penggunaan SSD pada perangkat laptop lebih dipilih karena daya tahan dan efektivitas penggunaan dayanya. Pada model Ultrabook, dimana yang diunggulkan adalah daya tahan baterai dan kecepatan, SSD menjadi pilihan utama menggantikan perangkat HDD.
SSD vs HDD semakin harus akan semakin bersaing untuk memberikan kelebihannya masing-masing. Segmen pasar yang menjadi incaran juga lambat lain akan terbentuk, dan memberikan ceruk-ceruk untuk setiap produk. Jika Anda merasa kebingungan untuk menentukan pilihan, Anda bisa berkonsultasi dengan toko atau tempat Anda merakit komputer. Dengan pertimbangan yang matang, Anda bisa mendapatkan perangkat paling baik sesuai kebutuhan.