Penggunaan ponsel pintar kini telah menjadi satu kebutuhan. Setiap aktivitas, mulai dari mengetik dokumen, mengedit foto, koordinasi dengan tim kantor hingga keperluan hiburan dapat diselesaikan dengan satu perangkat kotak kecil saja. Namun demikian, konsekuensi yang harus ditanggung adalah keterbatasan daya tahan penggunaan karena menggunakan baterai. Untuk menyikapi hal ini, kemudian diciptakanlah teknologi fast charging.
Secara normal, ketika smartphone digunakan maka daya baterai yang dimilikinya akan terpakai dan habis pada satu titik. Baterai ini kemudian harus dihubungkan pada satu sumber tenaga listrik untuk kembali mengisi ulang dayanya. Setidaknya, waktu normal yang diperlukan adalah antara tiga hingga empat jam, sebelum adanya teknologi fast charging. Dengan teknologi ini, bahkan ada perangkat yang dapat diisi penuh daya baterainya kurang dari satu jam.
Lalu bagaimana hal ini bisa terjadi? Apakah perlu perangkat keras atau perangkat lunak khusus? Bagaimana penjelasannya? Untuk menjawab ketiga pertanyaan tersebut, simak penjelasan di bawah ini.
Proses Pengisian Daya Cepat
Proses pengisian daya pada smartphone yang Anda miliki melibatkan penyaluran aliran listrik melalui kabel dan kemudian akan mengubah ion lithium dari elektroda positif baterai ke elektroda negatif baterai. Proses ini dilakukan berulang kali dan akan menyebabkan keausan pada perangkat baterai yang tersemat di smartphone Anda.
Pada proses fast charging tanpa teknologi pendukung, proses ini akan dipercepat dan ‘dipaksakan’. Artinya, aliran listrik yang wajarnya masuk dan akan penuh dalam waktu tiga hingga empat jam ‘dipadatkan’ dan ‘dipaksa’ masuk dengan sistem pendorong daya tertentu pada kabel atau adaptor yang digunakan. Memang daya akan terisi secara cepat, namun ini akan menimbulkan keausan yang lebih cepat pula pada perangkat baterai.
Pada penggunaan fast charging yang lebih modern, kemudian diberikan modifikasi di bagian-bagian tertentu. Bagian yang dimodifikasi ini bertujuan agar dapat melakukan fast charging dengan lebih aman, baik untuk baterai maupun untuk perangkat smartphone sendiri. Secara sederhana, disematkan perangkat khusus untuk mengatur alokasi listrik yang masuk ke dalam baterai, sehingga dapat dioptimalkan pada batas maksimal dan mengisi daya lebih cepat.
Pada salah satu produk adaptor smartphone, terdapat sedikitnya tiga modifikasi. Yang pertama adalah smart adapter yang diberikan perangkat lunak berupa smart controlling. Perangkat lunak ini dapat melindungi sirkuit pengisian daya dari timbulnya tegangan tinggi yang melebihi batas. Kedua, ada yang disebut dengan micro controller unit, yang berfungsi untuk mengendalikan proses pengisian daya dengan memberikan perlindungan pada adaptor yang digunakan, pin USB dan port baterai.
Terakhir, perangkat adaptor ini juga dilengkapi dengan proteksi pemutus tegangan untuk menghentikan proses pengisian daya jika terjadi ketidaknormalan baik pada daya yang masuk, kabel yang digunakan atau perangkat smartphone sendiri.
Perangkat yang Diperlukan
Biasanya untuk fast charging sendiri perangkat yang diperlukan adalah charger asli dari smartphone yang Anda miliki. Jika memang telah tersedia fitur ini, maka akan disematkan tambahan baik pada adaptor, kabel atau smartphone dan baterai. Nantinya dengan penggunaan perangkat asli yang memiliki tambahan fitur ini, pengisian daya akan berjalan lebih cepat dan optimal tanpa beresiko merusak baterai.
Perangkat kemudian dapat melakukan ‘identifikasi’ pada kemampuan baterai, kondisi baterai, suhu baterai, dan besaran daya yang dimungkinkan masuk secara maksimal. Jika satu fitur saja mengalami gangguan biasanya proses fast charging kemudian akan terganggu. Kerusakan pada baterai juga umum terjadi manakala Anda menggunakan perangkat yang tidak kompatibel dengan spesifikasi yang dimiliki oleh smartphone Anda.
Teknik Fast Charging Paling Optimal
Memang keperluan untuk melakukan pengisian daya cepat juga mulai menjadi kebutuhan karena keterikatan kegiatan sehari-hari dengan smartphone. Banyak diantara Anda yang menjadikan penggunaan power bank sebagai pilihan, dan menggunakan kabel USB sembarangan asal bisa melakukan pengisian daya sembari digunakan. Cara ini sebenarnya tidak direkomendasikan, karena dapat merusak kondisi baterai smartphone Anda.
Teknik fast charging yang paling direkomendasikan sebenarnya adalah dengan mematikan ponsel Anda ketika diisi dayanya. Dalam kondisi mati, ponsel dapat diisi dayanya lebih cepat dan benar-benar aman. Selain kondisi ini, Anda juga bisa membuat smartphone dalam keadaan airplane mode, ini juga bisa membuat pengisian daya berjalan lebih cepat. Selain itu, pastikan juga Anda menyambungkan perangkat pengisian daya langsung pada sambungan listrik, bukan melalui port USB perangkat komputer atau sejenisnya.
Teknologi fast charging memang sangat berguna untuk aktivitas sehari-hari yang menuntut mobilitas tinggi. Meski power bank dapat menjadi alternatif, namun selalu upayakan melakukan pengisian daya seperti yang direkomendasikan dengan cara di atas. Selain pengisian daya lebih cepat, ini juga akan membantu Anda menjaga kondisi baterai tetap dalam keadaan bagus dan tidak cepat rusak.