Badan Aksesibililitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI), Kemkominfo membuka kesempatan sinergi bersama startup e-commerce & UMKM digital untuk mengembangkan potensi di daerah 3T (Terdepan, Terluar Tertinggal). Selama ini, BAKTI melalui program Universal Service Obligation (USO), memfokuskan pada pembangunan infrastruktur telekomunikasi di Indonesia, melalui penyediaan akses internet, BTS, serta menyatukan Indonesia dengan backbone Palapa Ring. Seiring dengan meratanya infrastruktur telekomunikasi dan informasi, maka BAKTI perlu mengembangkan ekosistem digital sebagai bentuk optimalisasi infrastrukturnya.
Salah satu faktor penyebab pertumbuhan ekosistem ekonomi digital yang semakin meningkat saat ini adalah semakin meratanya akses internet. Jumlah pengguna internet di Indonesia bertumbuh signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Menurut data APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia), lebih dari separuh penduduk Indonesia merupakan pengguna internet, yaitu mencapai 156 juta orang atau setara 56% di tahun 2018 lalu. Sejalan dengan percepatan digitalisasi, industri digital juga tumbuh dengan pesat.
Geliat industri digital ini dibuktikan dengan telah tumbuhnya 552 startup dan UMKM digital di Indonesia sampai dengan tahun 2018 (data Mapping & Database Startup Indonesia 2018 yang dikeluarkan oleh MIKTI dan Bekraf). Indonesia perlu berbangga karena telah menyumbangkan 4 unicorn dari total jumlah 7 unicorn di Asia Tenggara, yaitu Gojek, Tokopedia, Traveloka, dan Bukalapak.
Indonesia memiliki potensi besar dalam industri digital. Pemerintah Indonesia menunjukkan keseriusannya untuk mendorong industri digital melalui visi Presiden Joko Widodo yang menyatakan bahwa Indonesia sebagai The Digital Energy of Asia. Tumbuhnya startup digital menghasilkan “multiplier effect” pada banyak usaha-usaha UMKM. Ini sebuah hal positif bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia, di mana startup memberikan manfaat bukan hanya kepada konsumen tetapi juga bagi kreator dan penjual.
Potensi UMKM ini tidak hanya berada di kota-kota besar. Dilihat dari sudut pandang sumber daya manusia, data angkatan kerja di Indonesia pada bulan Agustus 2018 dari BPS menyatakan bahwa jumlah angkatan kerja yang memiliki usaha sendiri lebih banyak dibandingkan dengan angkatan kerja yg menjadi karyawan. Ditambah bahwa para pemilik usaha, tersebar di seluruh Indonesia. Sehingga seluruh wilayah Indonesia memiliki potensi wirausaha yang besar.
Tugas Pemerintah adalah membangun lingkungan ekonomi yang kondusif, dan mengembangkan ekosistemnya. Dalam hal ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika telah mendorong percepatan pertumbuhan ekosistem ekonomi digital dengan program 1000 startup, UMKM Go Digital, Petani & Nelayan Go Online, dan lain-lain. Dukungan berikutnya berasal dari BAKTI sebagai bentuk affirmative policy dalam pemberian bantuan pemerintah.
Program bantuan pemerintah untuk mendukung Fasilitasi Ekosistem Ekonomi Digital (FEED) yang diluncurkan oleh BAKTI diperkenalkan dengan branding Daya Maya. Kegiatan Daya Maya merupakan inisiatif dengan visi mendukung pengembangan eksositem ekonomi digital Indonesia terutama di wilayah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal) dengan semangat gotong royong bersama para stakeholder startegis bagi kesejahteraan masyarakat.
Melalui Daya Maya, BAKTI mengajak para pelaku startup e-commerce dan UMKM digital untuk bersinergi dalam mengembangkan potensi serta membuat solusi tepat guna bagi masyarakat di daerah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal). Sektor yang menjadi fokus adalah kesehatan, pendidikan, agribisnis (pertanian, kelautan), pariwisata, fintech, logistik, dan e-commerce. Bantuan pemerintah yang diberikan berupa fasilitasi barang/jasa seperti pelatihan SDM, eksekusi survey pasar, infrastruktur teknologi, dan sosialisasi & pemasaran.
Dengan internet, semua merdeka dalam berkarya. Membangun Indonesia bisa di mana saja, dimulai dari berdaya di dunia maya.
Pendafaran peserta Fasilitasi Ekosistem Ekonomi Digital
Bagi calon peserta yang berminat, dan ingin mendapatkan informasi yang lebih lengkap, maka dapat mengunjungi situs www.baktikominfo.id atau www.dayamaya.id. Pendaftaran dibuka mulai tanggal 2 September 2019 s.d. tanggal 14 September 2019.
Peserta wajib mengirimkan persyaratan administrasi, serta proposal teknis yang berisikan antara lain: jenis solusi yang akan dikembangkan, roadmap selama 2 (dua) tahun ke depan, dan model bisnis. Proposal yang masuk akan diseleksi secara administrasi, dan dikurasi oleh kurator yang ahli di bidangnya.
Peserta yang lolos keseluruhan proses seleksi, akan ditetapkan sebagai peserta penerima bantuan. Kuota penerima bantuan yaitu sebanyak 30 startup/UMKM Digital dengan komposisi 20 peserta proposal Pre Seed, dan 10 peserta proposal Seed. Peserta yang lolos diumumkan pada tanggal 1 Oktober 2019.